Dokter Desa ku
Sinta adalah salah satu warga di desaku. Berbeda dengan teman-temannya yang memilih sekolah di daerah setempat atau bahkan ada yang tidak sekolah, ia memilih untuk merantau ke ibu kota. Selama di ibu kota ia memperoleh beasiswa di Fakultas Kedokteran dan berhasil menyelesaikan kuliahnya. Setelah sepuluh tahun lebih merantau, Sinta kembali ke desa kami dan berpraktik di Rumah Sakit Umum Kabupaten. Sekarang semua orang memanggilnya dokter Sinta. Aku sering mendengar perbincangan warga yang heran atas keputusan dokter Sinta untuk kembali ke desa. Bukankah penghasilan sebagai dokter di kota jauh lebih besar?
Karena alasan itu, aku memberanikan diri bertanya kepada dokter Sinta tentang alasan dia kembali ke desa kami. Dokter Sinta bercerita, Cita-citanya menjadi dokter dulu muncul karena melihat kesadaran hidup sehat di masyarakat desa sangat rendah. Sungai dipakai untuk mandi, cuci, dan kakus lalu airnya dikonsumsi. Hasil bumi dan peternakan tidak dimanfaatkan untuk membentuk pola makan sehat. Warga lebih suka menjualnya kekota dan uangnya dipakai untuk membeli makanan instan.
"Jadi, saya ini pulang untuk memenuhi niat saya ketika menerima beasiswa, yaitu menyejahterakan warga desa dimana saya lahir dan dibesarkan", cerita dokter Sinta.
Dokter Sinta merasa bahwa seharusnya ilmu yang dimilikinya sebagai seorang dokter bisa bermanfaat untuk kampung halamannya sendiri.
Dokter Sinta tidak hanya praktik di Rumah Sakit Umum Kabupaten, ia juga aktif membina para remaja dan keluarga muda. Ia memberikan penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan, memasak air, pola makan sehat, dan imunisasi. Baginya, generasi muda adalah perantara terbaik untuk menyampaikan misi meningkatkan kesadaran hidup sehat masyarakat desa.
Selain kesadaran hidup sehat masyarakat desa yang rendah, dulu Dokter Sinta juga sering mendengar bahwa warga yang jatuh sakit takut untuk berobat karena tidak mampu membayar. Tak ingin hal itu terjadi lagi, maka diumumkannya bahwa warga dapat membayar jasanya dengan sampah. Ya, Sampah! Sampah kering jenis apa saja yang bisa didaur ulang. Botol plastik, botol kaca, koran bekas, bahkan kemasan bekas diterima oleh Dokter Sinta. Cara ini membuat warga aktif dan bijak mengelola sampah. Sungguh kreatif dan cerdas cara Dokter Sinta mendidik warga.
Dokter Sinta menjadi sosok yang dicintai warga desa. Ia menjadi teladan melalui dedikasi, tanggungjawab, dan kerendahan hatinya dalam menolong warga. Apabila aku besar nanti, aku ingin seperti Dokter Sinta. Akan kukejar cita-citanya menjadi dokter, dan aku akan kembali untuk membangun kampung halamanku.
Ayo berlatih
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Apa pendapatmu mengenai sikap yang dimiliki dokter Sinta pada bacaan di atas?
2. Apa saja sikap yang dapat di contohkan berdasarkan cerita di atas?
3. Ceritakan secara ringkas sikap dan karakter doker Sinta pada bacaan di atas!
Dikerjakan di buku tugas dan dikumpulkan di link yang ada di whatshap